Harapan Mahfud Prabowo Bisa Perbaiki Hukum, Kalau Tidak, Berlaku Hukum Rimba

Mahfud MD, yang menyatakan harapannya bahwa masalah-masalah hukum yang kita hadapi saat ini dapat diperbaiki oleh pemerintah Prabowo.

Jun 26, 2024 - 09:24
 0  7
Harapan Mahfud Prabowo Bisa Perbaiki Hukum, Kalau Tidak, Berlaku Hukum Rimba
Hukum Prabowo

Sinarpagi | Anda mungkin sudah dengar nih, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, bilang dia berharap masalah-masalah hukum yang lagi kita hadapi bisa diatasi sama pemerintah Prabowo.

Jadi, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka udah terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia buat periode 2024-2029. Mereka bakal resmi dilantik tanggal 20 Oktober 2024. Pastinya, momen yang penting banget buat negara kita.

Mahfud menyorot betapa pentingnya penegakan hukum yang bener. Baginya, ini gak cuma soal ngejalanin proses hukum aja, tapi juga soal pastiin pemerintahan kita jalan dengan lancar. Kalau hukum ditegakkan dengan bener, dampak positifnya bakal dirasain di segala bidang.

Jadi, dengan pemerintahan baru yang udah di depan mata, harapannya adalah mereka bakal ambil langkah-langkah yang perlu buat memperbaiki sistem hukum kita. Ini waktu yang menegangkan dan optimisme Mahfud tentang masa depan hukum kita, itu hal yang perlu didengerin banget.

 Hukum Rimba Berlaku Jika Penegakan Hukum Tidak Diperbaiki

Pasti sudah denger nih, Mahfud MD, eks-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, nunjukin optimisme soal masa depan hukum kita. Dalam podcast yang dia bagi di kanal resmi YouTube-nya, Mahfud bilang dia yakin ada perubahan positif yang bakal terjadi pas Pak Prabowo jadi Presiden. Dia harap banget penegakan hukum yang bener jadi prioritas, karena ini nggak cuma bantu pemerintah, tapi juga dukung Prabowo dalam tugasnya.

Tapi, kayak biasa, Mahfud juga kasih peringatan yang penting banget buat dipikirin. Dia sorotin kalo kalau pemerintahan selanjutnya gagal memperbaiki sistem penegakan hukum, bisa aja kita kejeblos ke dalam apa yang dia sebut "hukum rimba". Itu istilah yang cukup serem, yang gambarin situasi di mana hukum dan keteraturan diabaikan, dan aturan jadi nggak berarti. Mahfud ingetin kalo buat ngindarin ini, perbaikan harus dimulai secepatnya.

Jadi, sambil kita nunggu masa depan dengan harapan dan optimisme, penting buat kita tetap waspada sama masalah yang bisa muncul kalau langkah yang tepat nggak diambil. Semoga pemerintahan yang akan dateng bisa ngebikin perubahan positif dalam sistem hukum kita.

 Kritik Mahfud terhadap Putusan MA Terkait Usia Capres

Jadi, sebelumnya, Mahfud udah ngingetin soal kekurangan dalam sistem hukum kita. Dia ngasih perhatian ini pas ditanya pendapatnya tentang keputusan Mahkamah Agung (MA) yang nge-cancel Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) yang ngatur tentang syarat usia calon kepala daerah. MA bilang aturan itu gak sinkron sama Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (Pilkada).

Nah, menurut Mahfud, ini menunjukin ada masalah dalam sistem hukum kita. Dia tekenin kalo aturan yang dibuat sama Komisi Pemilihan Umum (KPU) seharusnya udah dipikirin biar gak konflik sama UU Pilkada. Tapi, keputusan MA nunjukin kalo interpretasi hukum masih jadi perdebatan yang seru dan rumit.

Ini bikin penting banget nih untuk ada kejelasan dan transparansi dalam proses bikin dan jalanin hukum. Meskipun debat hukum itu bagian wajar dari sistem hukum yang sehat, Mahfud kasih perhatian kalo kecocokan antara aturan yang dibuat sama UU yang ada itu kunci buat jaga kepercayaan masyarakat sama keadilan hukum.

Analisis Mahfud Terkait Putusan MA

Nah, Mahfud ngejelasin nih, Pasal 7 Ayat (1) UU Pilkada udah klar banget ngatur tentang syarat buat jadi calon atau didukung jadi kepala daerah.

Terus, Ayat (2) detilin soal persyaratan, termasuk batasan usia minimal. Misalnya, minimal 30 tahun buat calon gubernur atau wakilnya, dan minimal 25 tahun buat calon bupati, wakil bupati, walikota, atau wakil walikota.

Jadi, menurut Mahfud, udah jelas deh kalo persyaratan yang diatur di Pasal 7 Ayat (2) UU Pilkada itu buat jadi calon dan didukung jadi kepala daerah.

Jadi, aturan yang dibikin KPU udah bener sesuai UU Pilkada kalo nentuin batas usia dari saat pasangan calon kepala daerah ditetapin.

 Kritik Mahfud terhadap Cara Berhukum di Indonesia

Pasti udah denger ya, Mahfud ngomong santai soal keadaan hukum kita yang bikin kepala pusing. Dia ngaku suka males buat terus komentar soal masalah ini, karena, ya, kadang bikin perut keroncongan. Jadi, sikapnya simpel aja, "Lakukan aja kalau mau rusakin hukum itu."

Dia juga nunjukin kalo hukum sekarang kayaknya lebih dikuasain sama kepentingan dan kekuasaan tertentu daripada prinsip-prinsipnya sendiri. Padahal, mestinya hukum yang jadi landasan buat semua orang.

Mahfud juga ngungkapin kekhawatirannya kalo sistem hukum kita udah berantakan. Dia nanya siapa yang bakal ngatasi masalah ini kalo ternyata Mahkamah Agung (MA) juga keliatannya diam aja. Padahal, seharusnya MA jadi pembalik yang bisa memperbaiki kesalahan dalam sistem hukum kita.

Jadi, sambil nikmatin secangkir kopi pagi, penting juga buat kita terus ngecek perkembangan situasi ini. Siapa tahu, dengan perhatian dari kita semua, kita bisa bantu bawa perubahan positif dalam sistem hukum kita.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow